PENDAHULUAN
Kali ini saya akan mengulas
perjalanan 4 hari, 4 malam selama di
Lombok, tanggal 4 – 8 Mei 2016.
Perjalanan
di Mulai dari Rumah Jam 14.30, asumsi saya maksimal 1 jam sudah sampai bandara.
Jadwal terbang jam 18.10 menit. Saya dan keluarga berangkat lebih awal, untuk
menghindari kemacetan karena Long Weekend. Ternyata dugaan saya benar,
kemacetan luar biasa di jalan tol menuju bandara. Sampai bandara jam 17.15
menit, Injury Time. Sangat mepet waktunya. Saya dan keluarga pilih Penerbangan terbaik,
dengan pertimbangan tidak akan delay. Masalah kemudian muncul. Ketika Check In,
Petugas tidak mengecek tiket anak saya yang masih bayi (Infant), akibatnya
ketika hendak masuk pesawat di tolak sama petugasnya, sehingga istri saya harus
balik ke bagian Informasi untuk Print Boarding Pass anak saya. Jadwal
penerbangan mengalami delay sekitar 10-15 menit.
Sesampai
di Bandara Internasional Lombok, timbul
masalah baru, Bagasi saya tidak ada, setelah di lakukan pengecekan, di bukti
penerimaan bagasi tertulis bagasi saya terbang ke Pontianak. Saya dan keluarga
melakukan claim. Karena pakaian saya, istri saya dan dua anaknya saya ada di
Koper semua, maka malam pertama tidur di Hotel, kami tidur menggunakan pakaian
yang ada di badan, saya pribadi tidak dapat tidur karena was-was koper saya
tidak kembali.
HARI PERTAMA
Kami
menginap di Hotel Fortune, di kota Mataram. Pagi harinya, selesai sarapan saya
jalan-jalan di kota Lombok, untuk membeli pakaian salin. Karena masih terlalu
pagi, toko-toko pakaian belum pada buka, akhirnya saya membeli pakaian seadanya
di salah satu Mini Market. Beruntung pulang ke Hotel, di depan hotel banyak
pedagang asongan yang menjual souvenir dan kaos-kaos Lombok. Akhirnya kami
membelinya, masing-masing satu buah, dengan pertimbangan nanti siang / sore
koper kami sudah kembali.
Jam 8.30
kami berangkat menuju Pelabuhan Tanjung Luar, untuk mengunjungi Obyek Wisata
Pantai Pink dan Melihat Pulau Pasir. Perjalanan di tempuh menggunakan Bis
sekitar 2,5 jam menuju Lombok Timur. Sesampainya di Pelabuhan kami berikut
Rombongan menyewa Longboat untuk menyebrang. Perjalanan menuju pantai Pink
dengan Longboat di tempuh sekitar 40 Menit. Satu kata yang ingin saya sampaikan
“SUBHANALLAH” sungguh luar biasa ciptaan Allah. Selama diperjalanan, kami
melihat pemandangan yang luar biasa Indah dan Unik, diantaranya Pulau Pasir,
yaitu pulau yang hanya terlihat jika air sedang surut, dan banyak Bintang Laut
di sekitar Pulau tersebut.
Sesampainya
di Pantai Pink, kami menyewa Sepeda Motor untuk menuju bukit, agar bisa melihat
keindahan dari atas bukit, sekaligus mengabadikannya. Inilah hasilnya :
Oya,
pantai Pink ini di sebut juga pantai Tangsi, konon katanya di daerah ini pernah
di Jadikan barak tentara jepang. Di atas bukit, selain bisa menikmati pemandangan
di bawah, kami pun melihat sebuah Meriam peninggalan jaman jepang.
Selepas
menikmati Indahnya pantai Pink serta, ikan dan Kepiting bakar yang disediakan
salah satu warung di sekitar Pantai, kami kembali pulang. Kali ini kami mampir
untuk melakukan snorkeling, melihat terumbu karang di wilayah tidak jauh dari
pantai Pink. Setelah puas snorkeling, kami mampir sejenak ke Pulau Pasir, yang
kebetulan airnya sedang surut dan bermain-main sebentar dengan Bintang Laut ada
di sekitar pulau Pasir. Banyak keunikan disekitar pantai Pink. Kami banyak
melihat para pemancing ikan yang memancing tanpa mengunakan kapal, tapi berdiri
agak di tengah laut, yang ternyata jika sedang surut kita bisa jalan lebih jauh
ke tengah laut.
Di tengah
perjalanan kami mendapat telepon, jika koper kami sudah bisa di ambil di
Bandara. Kami bersyukur, akhirnya kami dapat menikmati wisata dengan perasaan
tenang, tanpa khawatir lagi. Kami sampai di hotel sekitar jam 9 malam, karena
di beberapa tempat kami mampir, di antaranya di salah satu restaurant yang
menjual ayam taliwang yaitu LESEHAN TALIWANG IRAMA serta di SASAKU, salah satu
pusat souvenir khas Lombok.
HARI KEDUA
Agenda hari
kedua adalah menuju Gili Trawangan dan Gili Air. Kami berangkat menuju pelabuhan
Teluk Nara. Perjalanan sekitar 45 menit melewati pantai Senggigi, sesampai di
pelabuhan Teluk Nara, perjalanan di lanjutkan menggunakan Speed Boat, sekitar
30 menit. Kami menuju penginapan yaitu Hotel Villa Ombak, untuk menyimpan
barang-barang bawaan. Setelah menitipkan barang bawaan, kami berganti longboat
menuju Gili Air. Berhubung hari kedua adalah hari Jumat, maka kami melakukan
sholat jumat di Gili Air. Gili Air berbeda dengan Gili Trawangan, walaupun
sama-sama dipenuhi turis asing, Gili Air lebih tenang, lebih alami, di bandingkan
Gili Trawangan.
Selepas
sholat jumat dan makan siang, kami kembali menuju Gili Trawangan, di tengah
laut kami berhenti untuk snorkeling. Bagi yang tidak ikut snorkeling, bisa
menikmati indahnya terumbu karang beserta ikan-ikannya melalui longboat yang di
beri kaca di alasnya, sehingga bisa melihat langsung ke bawah.
Kami
istirahat di Hotel Villa Ombak, sementara anak-anak asyik berenang di Kolam
Renang yang disediakan Hotel. Sore hari kami menuju Ombak Sunset, sisi barat
Gili Trawangan untuk menikmati sunset. Kami berusaha menyewa sepeda, tapi tidak
berhasil, karena sudah dibooking semua, begitupun dengan Cidomo hanya anak yang
paling kecil dan istri yang akhirnya naik Cidomo (Delman khas Lombok), sehingga
saya dan anak yang paling besar usia 7 tahun harus berjalan mengitari pulau
sekitar 30 menit, lumayan melelahkan. Beruntung masih sempat menikmati sunset,
badan yang lelah terasa hilang menikmati indahnya sunset. Pulangnya kami naik
Cidomo hingga ke tempat makan dan penginapan.
HARI KETIGA
Sabtu 7
Mei 2016, tepatnya jam 09.00 kami meninggalkan Gili Trawangan, kembali ke
dermaga Teluk Nara, untuk selanjutnya perjalanan dilanjutkan menuju obyek
wisata Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep. Berada di desa Senaru di kaki
gunung Rinjani. Perjalanan dari Dermaga Teluk Nara memakan waktu sekitar 1,5
jam. Setiba di lokasi, kami mampir ke salah satu restaurant untuk makan siang
dan shalat dhuhur, selanjutnya menuju obyek wisata yang pertama yaitu air
terjun Sendang Gile.
Untuk ke
lokasi kami harus menuruni anak tangga sekitar kurang lebih 300 anak tangga.
Setiap melewati beberapa anak tangga, kami melihat gazebo untuk istirahat,
namun kami tidak berani lama-lama beristirahat karena banyak monyet liar
berkeliaran. Memang mereka tidak mengganggu bahkan anak-anak sempat berfoto
bersama, namun jika kami lengah bukan tidak mungkin barang bawaan kami di
ambil.
Sampai di
dasar air terjun, kami menikmati Indahnya ciptaan Allah SWT. Lagi-lagi kami
hanya bisa mengucapkan “Subhanallah” betapa sempurnanya ciptaan Allah SWT.
Rombongan melanjutkan perjalanan menuju air terjun Tiu Kelep. Menurut informasi
air terjun ini lebih Indah dan lebih alami. Sayang kami tidak bisa ikut,
mengingat medannya yang tidak memungkinkan untuk membawa anak kecil ke sana,
karena harus menyebrangi sungai. Akhirnya saya beserta keluarga kembali ke atas
untuk menunggu rombongan.
Perjalanan
hari ketiga di akhiri dengan perjalanan pulang ke hotel, di tengah perjalanan
kami mampir ke tempat penjualan Mutiara. Kami hanya bisa menikmati indahnya
mutiara, untuk membelinya rasanya tidak memungkinkan karena untuk mutiara yang
dipajang di sini adalah mutiara kelas 1, yang harganya lumayan. Dari tempat
mutiara, kami mampir ke wilayah senggigi, tepatnya dipusat oleh-oleh Kaos dan
Souvenir. Kami membeli beberapa souvenir seperti Songket, Peci, Kaos-kaos dan
beberapa souvenir lainnya.
Kami
sampai di hotel jam 9 malam. Selanjutnya kami istirahat untuk persiapan pulang
besok pagi ke Jakarta.
HARI KE EMPAT
Jam 05.30
kami siap-siap check out meninggalkan hotel, karena kami harus terbang jam
09.20 menit. Kami masih sempat membeli oleh-oleh yaitu beberapa buah sarung
motif songket serta beberapa kaos dan kopi Lombok. Tepat jam 09.20 kami
meninggalkan Lombok.
Selamat
Tinggal Lombok. Walaupun di awal agak sedikit kendala tapi kami sangat puas
atas perjalanan kali ini. Tidak salah jika semboyan “LOMBOK MADE IN HEAVEN” di
sematkan, karena alamnya yang begitu indah dan orang-orangnya yang ramah-ramah.
Terima Kasih.